http://bedalipost.blogspot.com/ - Peneliti telah berhasil mengidentifikasi empat spesies kelelawar ladam baru. Kelelawar ladam adalah golongan kelelawar yang memiliki hidung besar berbentuk seperti daun.
Empat jenis kelelawar yang diidentifikasi berhabitat di Afrika bagian timur. Mulanya, keempatnya diklasifikasikan dalam satu spesies yang bernamaRhinolophus hildebranditii. Namun, lewat riset diketahui bahwa hewan yang selama ini digolongkan dalam spesies itu sebenarnya terbagi dalam empat spesies berbeda.
Identifikasi mulai dilakukan setelah adanya laporan perbedaan frekuensi gelombang ultrasonik yang dihasilkan spesies tersebut. Kelelawar menghasilkan gelombang suara ultrasonik untuk mengetahui lokasi mangsa. Teknik kelelawar ini disebut ekolokasi. Perbedaan frekuensi menjadi dasar dugaan perbedaan spesies.
Berdasarkan penelitian, empat spesies yang selama ini digolongkan jenis R. hildebranditii punya perbedaan pada bentuk tengkorak, frekuensi panggilan dan DNA. Perbedaan sulit dilihat secara morfologi sehingga spesies ini sering disebut spesies kompleks.
Empat jenis kelelawar yang diidentifikasi kali ini sendiri meliputi kelelawar ladam Cohen (Rhinolophus cohenae) yang ditemukan di Provinsi Mpumalanga Afrika Selatan, kelelawar ladam Gunung Mabu (Rhinophus mabuensis) yang ditemukan di Gunung Mabu, kelelawar ladam Smither (Rhinophus smithersi) yang ditemukan di utara lembah Mozambik dan Limpopo serta kelelawar ladam Mozambik (Rhinophus mossambicus) yang ditemukan di padang rumput Zimbabwe dan Mozambique.
Penemuan ini menambah keanekaragaman jenis kelelawar ladam. Kelelawar ladam unik sebab jika lain kelelawar memancarkan sonar dari mulut, kelelawar jenis ini memancarkan sonar dari hidung. Hidung lebar kelelawar ladam ini berguna membantu memfokuskan sistem sonar.
Empat jenis kelelawar yang diidentifikasi berhabitat di Afrika bagian timur. Mulanya, keempatnya diklasifikasikan dalam satu spesies yang bernamaRhinolophus hildebranditii. Namun, lewat riset diketahui bahwa hewan yang selama ini digolongkan dalam spesies itu sebenarnya terbagi dalam empat spesies berbeda.
Identifikasi mulai dilakukan setelah adanya laporan perbedaan frekuensi gelombang ultrasonik yang dihasilkan spesies tersebut. Kelelawar menghasilkan gelombang suara ultrasonik untuk mengetahui lokasi mangsa. Teknik kelelawar ini disebut ekolokasi. Perbedaan frekuensi menjadi dasar dugaan perbedaan spesies.
Berdasarkan penelitian, empat spesies yang selama ini digolongkan jenis R. hildebranditii punya perbedaan pada bentuk tengkorak, frekuensi panggilan dan DNA. Perbedaan sulit dilihat secara morfologi sehingga spesies ini sering disebut spesies kompleks.
Empat jenis kelelawar yang diidentifikasi kali ini sendiri meliputi kelelawar ladam Cohen (Rhinolophus cohenae) yang ditemukan di Provinsi Mpumalanga Afrika Selatan, kelelawar ladam Gunung Mabu (Rhinophus mabuensis) yang ditemukan di Gunung Mabu, kelelawar ladam Smither (Rhinophus smithersi) yang ditemukan di utara lembah Mozambik dan Limpopo serta kelelawar ladam Mozambik (Rhinophus mossambicus) yang ditemukan di padang rumput Zimbabwe dan Mozambique.
Penemuan ini menambah keanekaragaman jenis kelelawar ladam. Kelelawar ladam unik sebab jika lain kelelawar memancarkan sonar dari mulut, kelelawar jenis ini memancarkan sonar dari hidung. Hidung lebar kelelawar ladam ini berguna membantu memfokuskan sistem sonar.
Sumber :
LiveScience
Editor :
yunan
No comments:
Post a Comment
Silahkan masukan komentar yang baik disini tanpa menimbulkan SARA, SPAM,SCAM,dsb